Ketua DPD APPI Angkat Bicara, Atensi untuk Aparat Penegak Hukum Terkait Pencurian Ternak di Kabupaten Kaur
Kaur-Bengkulu // JURNAL TIPIKOR – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Pers Indonesia (DPD APPI) Kabupaten Kaur, Epsan Sumarli yang kerap dipanggil Eepkinal, sangat prihatin terkait maraknya pencurian ternak yang semakin merajalela di Kabupaten Kaur.
Dalam wawancara di kediamannya di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Kinal kepada awak media ini Rabu 15 Mei 2024, Eepkinal menekankan pentingnya perhatian serius dari aparat penegak hukum mulai dari Kapolsek, Kapolres, hingga Kapolda.
“Selama beberapa bulan terakhir, pencurian ternak di Kaur telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Di Kecamatan Kinal saja terdapat tiga lokasi yang melaporkan kasus pencurian ternak, termasuk empat ekor sapi dan satu ekor kerbau. Modus operandi para pencuri ini cukup brutal, dengan memutilasi hewan ternak dan hanya menyisakan bagian perutnya,” ujar Eepkinal.
Baca juga 98 CJH Asal Kaur Di Lepas Bupati.
Kecamatan Tanjung Kemuning juga tidak luput dari aksi para pencuri. Beberapa ekor ternak dilaporkan hilang bulan lalu, dan kejadian ini bahkan sempat diberitakan oleh media. Baru-baru ini, di Kecamatan Kelam Tengah, dua ekor sapi ditemukan oleh warga dalam keadaan terpotong, dengan hanya perut yang tersisa.
Eepkinal mendesak para kepala desa dan camat untuk lebih aktif dalam menjaga keamanan desa. Ia mengusulkan agar Linmas (Perlindungan Masyarakat) dan pos jaga di setiap desa diaktifkan kembali, bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu, Eepkinal juga meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas dan terukur dalam mengungkap jaringan pencuri ternak ini. Berdasarkan pantauan masyarakat, para pencuri menggunakan racun yang dimasukkan ke dalam buah pisang dan disebarkan di sekitar hewan ternak.
Baca juga KPK Mengusut dua perkara dugaan Korupsi di PT Telkom
Mereka juga diketahui menggunakan kendaraan seperti minibus jenis Kijang dan Avanza, bahkan ada yang menggunakan mobil pick-up, dan beraksi pada malam hari antara pukul 02.00 hingga 04.00 WIB dini hari.
“Untuk itu, saya berharap agar aparat penegak hukum dapat segera mengungkap dan menangkap para pencuri ternak ini. Pencurian ternak yang meresahkan dan merugikan masyarakat harus segera dihentikan,” tegas Eepkinal.
Dengan atensi yang lebih dari aparat penegak hukum dan kerjasama aktif dari masyarakat, Eepkinal optimis bahwa kasus pencurian ternak di Kabupaten Kaur dapat segera diatasi dan memberikan rasa aman bagi para peternak. “Kita semua harus bersatu untuk melindungi mata pencaharian para peternak dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab,” tutupnya.
Baca juga Kejati Riau Tetapkan Kadisdik Provinsi Riau sebagai Tersangka, ini Dugaan Kasusnya
Drs. H. Abdi Hartawan, MM., menyampaikan keprihatinannya terkait maraknya kasus pencurian ternak di Kecamatan Kelam Tengah. Ditemukan dua ekor sapi hanya tersisa bagian perutnya, sedangkan dua ekor lainnya diduga mati setelah memakan sisa pisang yang telah diracun.
“Malam tadi ternak lain memakan pisang yang tersisa, dan pagi tadi satu ekor sapi milik Pak Muh, ayah dari Kades Rigangan 3, serta satu ekor lagi milik Buyung Basik asal Rigangan 3 ditemukan mati. Sedangkan pemilik dua ekor sapi yang hanya tersisa perutnya belum dapat diidentifikasi karena kondisi hanya tinggal perutnya saja,” ungkap Abdi Hartawan saat dikonfirmasi awak media ini via telepon.
Abdi Hartawan menambahkan bahwa sejak pasca lebaran Idul Fitri, telah terjadi serangkaian kasus kehilangan belasan ekor sapi di Kecamatan Kelam Tengah, khususnya di desa Rigangan. Kejadian-kejadian ini semakin menimbulkan keresahan di kalangan peternak sapi dan masyarakat setempat.
Baca juga DPP LSM BPKP Datangi Kejagung RI Pertanyakan Lapdu yang sudah di Layangkan
Abdi Hartawan berharap pihak berwenang meningkatkan pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). “Kami masyarakat siap untuk bergandengan tangan dalam pengamanan usaha ternak dan sektor keamanan lainnya,” tegasnya. Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pencurian Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang marak terjadi di perkebunan petani.
Menurut Abdi Hartawan, solusi yang efektif untuk menanggulangi masalah ini adalah adanya gerakan masif dan sinergi antara berbagai pihak, termasuk Polisi, TNI, Camat, Kepala Desa, serta masyarakat setempat. “Jika ada gerakan masif antara Polisi, TNI, Camat, dan Kepala Desa serta masyarakat (stakeholder), maka kejahatan akan dapat diperkecil ruang geraknya,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Selain itu, Abdi Hartawan juga menekankan pentingnya dukungan dari jurnalis dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Ia percaya bahwa dengan kerja sama yang baik dan dukungan dari semua pihak, keamanan dan ketertiban di Bumi Se Ase Seijehkan dapat tercapai. “Insya Allah,” tutupnya dengan penuh harap.
Harapan besar Abdi Hartawan ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk hidup dalam lingkungan yang aman dan tenteram, serta pentingnya kerja sama antar semua elemen dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Kaur. (Js)