Kekeringan Meluas, Ratusan Hektar Sawah di Pusakanagara Subang Alami Dampak El Nino
Jurnal.TIPIKOR.com, Subang—Dampak Elnino sudah mulai dirasakan oleh petani dikawasan Pantura Subang. Ratusan Hektar sawah di Desa Rancadaka Kecamatan Pusakanagara mengalami kekeringan, hingga penduduknya kesulitan mendapatkan sumber air bersih.
Berdasarkan pantauan dilapangan, ratusan hektar lahan sawah di Desa Rancadaka Kecamatan Pusakanagara terlihat kering tak bisa ditanami, akibat saluran irigasi mengering, sehingga petani tak bisa menggarap sawahnya.
Fenomena kekeringan di kawasan sekitaran Pelabuhan Internasional Patimban tersebut, rutin terjadi setiap tahun.sehingga para petani hanya mampu menanam padi setahun sekali yakni saat musim penghujan.
Tak Kunjung Diangkat PPPK, Ratusan Guru Honorer Datangi Gedung DPRD Subang
Salah seorang petani, Munawar mengaku, sejak Juni 2023, kekeringan sudah melanda lahan pertanian di desa Rancadaka, membuat ratusan hektar sawah tak bisa tanam.
“Dari 700 hektar sawah di desa Rancadaka, ada sekitar 40 persen atau sekitar 300 hektar sawah di Rancadaka ini tak bisa ditanami karena tak ada air yang mengalir ke pesawahan,” ujar Munawar, kamis(3/8/23).
Menurutnya, kekeringan ini terjadi karena tak ada air yang mengalir di irigasi, sementara itu di sungai, sekalipun ada air, namun tak bisa dialirkan ke pesawahan.
“Para petani udah berusaha menggunakan mesin pompa untuk mengairi sawah dengan menyedot air sungai, namun sayang air sungai tersebut tak bisa tersedot karena kondisinya cukup dalam sehingga air tak bisa naik ke pesawahan,”katanya.
Munawar berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan sodetan tarum timur di compreng agar air bisa mengalir dari tarum timur ke kawasan pesawahan di Pusakanagara.
Kalau sodetan pembangunannya sudah selesai, Insyaallah tak akan kekurangan air karena air untuk irigasi akan disuplai dari tarum timur yang sumber airnya dari Waduk Jatiluhur tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Sulaeman Sidik mengatakan, kekeringan dan sulitnya air yang terjadi di wilayah Pantura seperti Pusakanagara tersebut disebabkan oleh banyak faktor
“Kendalanya yaitu pengairan dari hulu ke hilir, terutama di jaringan irigasi tersier banyak yang harus diperbaiki,” ucapnya, Kamis,(3/8/2023).
Selain jaringan irigasi yang harus diperbaiki, Sulaeman Sidik juga mengatakan, fenomena El Nino yang saat ini terjadi dapat mempengaruhi masa tanam.
Saat ini cuaca ekstrem atau El Nino dan curah hujan rendah yang diprediksi sampai bulan September 2023. Diimbau untuk para petani, gapoktan, dan tokoh tani harus bersama-sama melakukan percepatan gerakan tanam antisipasi kekeringan,” katanya.
Tak hanya itu, faktor irigasi dan cuaca estrem, kata dia, petani khususnya di wilayah Pantura agak sulit diberi arahan terkait gerakan tanam.
“Karakter petani khususnya di Pantura sulit diberi arahan terkait gerakan tanam, selalu menunggu waktu. Ada air pun dibiarkan, selalu molor jadwal tanam sehingga berdampak pada ketersedian air,” terangnya.
Untuk mengurangi dampak kekeringan akibat Elnino, dan mencegah gagal panen khususnya bagi petani yang sudah terlanjur tanam. Para petani bisa memanfaatkan sumber-sumber air yang ada.
Kemah Parpol Kota Bandung, Simbol Keakraban Menuju Pesta Demokrasi 2024
Petani di Pantura harus memanfaatkan sumber-sumber air yang tersedia atau sumur bor yang dibangun di tengah sawah guna mengairi lahan pertanian disekelilingnya,” ujarnya.
JT-Subang
2 thoughts on “Kekeringan Meluas, Ratusan Hektar Sawah di Pusakanagara Subang Alami Dampak El Nino”