
SIAK, JURNAL TIPIKOR – Proses rekrutmen Direktur Utama (Dirut) PT Bumi Siak Pusako (BSP) yang baru kini menjadi topik hangat di kalangan masyarakat Siak.
Mulai dari mahasiswa, tokoh agama, hingga pemimpin ormas, semua menaruh harapan besar agar manajemen perusahaan daerah ini dapat diperbaiki secara menyeluruh.
Hal ini sejalan dengan kondisi Kabupaten Siak yang sedang menghadapi tantangan berat akibat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang minim, yang berdampak pada terhambatnya berbagai program pembangunan dan menumpuknya utang daerah.
Kerugian PT BSP Diduga Akibat Buruknya Tata Kelola Internal
Selama ini, masyarakat menilai kerugian yang dialami PT BSP bukan semata-mata karena faktor eksternal, melainkan akibat dari buruknya tata kelola manajemen internal.
Baca juga Mantan Menko Polhukam Mahfud MD: Polri Harus Kembali ke Jati Diri untuk Raih Kepercayaan Publik
Beberapa persoalan krusial yang menjadi sorotan publik adalah:
- Penempatan Jabatan Bukan Berdasarkan Profesionalisme: Penunjukan General Manager diduga lebih didasarkan pada kedekatan personal dan kesediaan untuk mengikuti arahan, bukan pada keahlian atau kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini membuat banyak profesional justru tersingkir.
- Praktik Nepotisme dan Ketidakadilan dalam Rekrutmen: Posisi Human Resource Manager yang seharusnya berfokus pada pengembangan SDM justru disebut-sebut lebih banyak mengurus tender proyek. Rekrutmen pegawai pun sering tidak transparan, di mana anak pejabat atau mantan pegawai yang memiliki kedekatan keluarga bisa dengan mudah kembali bekerja, seolah PT BSP adalah perusahaan keluarga.
- Fenomena “Gaji Buta”: Dugaan adanya pegawai titipan yang menerima gaji bulanan tanpa pernah hadir atau bekerja di anak perusahaan PT BSP menjadi sorotan tajam. Praktik ini dinilai merugikan keuangan perusahaan dan melukai rasa keadilan.
- Penyaluran CSR yang Tidak Tepat Sasaran: Alokasi dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang seharusnya digunakan untuk membantu masyarakat di desa-desa penghasil minyak, justru dipakai untuk membeli fasilitas mewah seperti kuda olahraga bagi pejabat, sementara kondisi jalan di desa-desa tersebut banyak yang rusak parah.
Baca juga ANGGOTA KODIM WONOSOBO TEWAS SAAT LERAI PERTIKAIAN
Harapan Besar untuk Dirut Baru
Masyarakat Siak berharap besar kepada Dirut baru yang akan ditunjuk oleh Bupati agar segera melakukan langkah-langkah strategis untuk membersihkan berbagai praktik buruk tersebut.
Prioritas utama yang harus segera diselesaikan adalah:
- Perombakan Total Manajemen SDM: Membangun sistem rekrutmen yang profesional, transparan, dan bebas dari nepotisme.
- Pemberantasan “Gaji Buta”: Menghentikan segala bentuk praktik keuangan yang tidak sah dan merugikan perusahaan.
- Optimalisasi Penyaluran CSR: Memastikan dana CSR benar-benar menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan, terutama di desa-desa penghasil minyak.
- Penempatan Pejabat Sesuai Kompetensi: Memposisikan individu berdasarkan keahlian dan kapasitas, bukan karena kedekatan atau koneksi pribadi.
“Masyarakat Kabupaten Siak berharap kepada Dirut yang nanti dipilih Ibu Bupati, agar mampu membereskan penyakit dan kebiasaan buruk ini semua,” ujar Farizal, salah seorang tokoh masyarakat, mewakili suara banyak pihak yang menginginkan PT BSP kembali menjadi perusahaan daerah yang profesional, berdaya saing, dan menjadi kebanggaan serta sumber PAD utama bagi Kabupaten Siak.(***)