
JURNAL TIPIKOR – Pada 1 Syawal 1446 H yang bertepatan dengan 31 Maret 2025, umat Islam kembali merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan penuh berpuasa di Bulan Ramadhan.
Idul Fitri, seperti telah dipahami oleh banyak orang, memiliki dua makna. Pertama, hari raya yang suci karena berasal dari dua kata ‘id’ yang berarti hari raya dan ‘fitrah’ yang berarti suci.
Pada hari ini, setiap orang yang menjalani puasa sebulan penuh dengan segala ritualnya seperti tarawih dan mengkaji Al Qur’an diyakini kembali kepada kesucian.
Kedua, hari raya berbuka karena Idul Fitri juga dapat berasal dari kata ‘futur’ atau ‘iftar’ yang bermakna berbuka atau sarapan.
Pada kamus Bahasa Al Maany, secara bahasa ‘iftar’ berarti memecah. Dalam konteks ini, ‘iftar’ adalah memecah suatu keadaan tanpa makanan dalam waktu yang panjang semalaman dengan melakukan makan di pagi hari yang disebut sarapan.
Dengan maksud yang sama, ‘iftar’ juga bermakna kembali makan setelah berpuasa pada durasi yang panjang dari shubuh hingga kemudian berbuka pada saat magrib.
Lebaran Idul Fitri, jika dimaknai yang kedua, maka dapat juga dianggap sebagai Hari Raya Makanan setelah sebulan penuh di Bulan Ramadhan menahan diri tidak makan di siang hari, lalu kemudian pada 1 Syawal kembali dibolehkan makan di siang hari.
Pantas saja di hari lebaran hampir semua makanan yang semula jarang terlihat kembali muncul ke meja makan.
Bagi masyarakat Nusantara, ketupat dari daun kelapa atau daun pandan hadir sebagai makanan wajib di setiap meja makan. Menu lain seperti rendang, opor, burgo, pempek, bakso, laksa, juga menambah kaya hidangan lebaran.
Kuliner seperti kue basah maupun kue kering juga menambah semarak lebaran. Tentu kehadiran beragam makanan di hari lebaran menunjukkan Indonesia kaya dengan beragam budaya kuliner.
Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah di nusantara memiliki kekayaan kuliner yang khas yang menjadi penanda dalam merayakan Idul Fitri.
Bahkan seringkali kuliner yang disajikan bukan hanya sajian untuk keluarga dan tamu yang datang, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam untuk menggambarkan kebersamaan, rasa syukur, dan berbagi rezeki.
Cara rakyat Nusantara memuliakan makanan itu sejalan dengan pepatah Asia kuno yang mengatakan “Rakyat memuliakan makanan dan Raja memuliakan rakyat.”
Bahan pangan
Pada konteks masa kini, raja yang dimaksud tentu adalah pemerintah termasuk aparatnya dari level tertinggi hingga level terendah.
Hal itu pula yang saat ini dihadapi pemerintah meskipun makanan berlimpah di meja makan setiap lebaran.
Terdapat tantangan yang berulang kali muncul menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pemerintah dan masyarakat seringkali menghadapi kelangkaan bahan baku pangan yang terjangkau.
Contoh yang paling menarik adalah harga kelapa parut yang mencapai Rp30.000 per kg, bahkan di beberapa tempat sempat ke angka Rp40.000 per kg.
Di luar musim lebaran, harga kelapa parut jarang mencapai Rp20.000 per kg. Namun, beberapa pedagang mengatakan bahwa kelangkaan kelapa sebetulnya telah terjadi sejak tiga bulan lalu.
Para pedagang berargumen sebelumnya harga kelapa parut per kg biasanya di bawah Rp15.000 per kg tetapi terkerek naik sedikit demi sedikit.
Hal ini menjadi alarm bagi pihak terkait bahwa jumlah panen kelapa di Bumi Rayuan Pulau Kelapa semakin berkurang sehingga peremajaan pohon kelapa di Indonesia sudah harus kembali menjadi perhatian.
Jika tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin suatu saat menjelang lebaran pemerintah harus mengimpor kelapa seperti saat ini harus mengimpor daging.
Demikian pula ketersediaan bahan baku pangan lain yang melimpah sangat penting agar hidangan khas lebaran dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
Semua sudah mafhum, harga bahan pangan sering kali meningkat tajam menjelang Lebaran. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti meningkatnya permintaan, distribusi yang terbatas, hingga cuaca yang tidak mendukung produksi.
Akibatnya, masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk bahan-bahan untuk membuat ketupat, rendang, opor, dan kue lebaran.
Stabilitas harga
Pemerintah berperan penting menjaga harga bahan pangan yang stabil terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pemerintah dapat melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatur pasokan dan harga bahan baku pangan agar setiap orang dapat menikmati makanan khas lebaran tanpa terbebani oleh harga yang melambung tinggi.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan sistem distribusi pangan di seluruh Indonesia.
Pemerintah dapat bekerja sama dengan distributor dan produsen untuk memastikan pasokan bahan pangan yang dibutuhkan selama masa lebaran lancar mulai dari bahan baku seperti beras, daging, ayam, hingga bahan pelengkap seperti kelapa dan rempah-rempah.
Pemerintah juga dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap harga pangan di pasar tradisional dan modern.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan seringkali menyebabkan harga bahan pangan melonjak tinggi.
Pengawasan yang ketat, serta penegakan hukum terhadap praktik spekulasi harga dapat menjaga harga tetap wajar sehingga masyarakat dapat membeli dengan harga terjangkau.
Langkah lain yang penting adalah memperkuat cadangan pangan nasional. Pada masa tertentu, seperti menjelang Lebaran dan Natal, maka kebutuhan pangan meningkat drastis.
Pada periode itu pemerintah perlu memastikan cadangan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pemerintah dapat melakukan strategi jangka panjang, seperti mendukung program-program ketahanan pangan di daerah-daerah yang memiliki potensi hasil pertanian yang melimpah, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan.
Ketika di hari lebaran bahan baku pangan tersedia dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, maka pemerintah telah sukses memuliakan rakyatnya seperti rakyat memuliakan makanan.
Hanya dengan kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan masyarakat, Hari Raya Idul Fitri dapat dirayakan dengan penuh kebahagiaan karena ketersediaan pangan yang melimpah dan terjangkau bagi semua.
*) Dr Destika Cahyana, SP, MSc adalah Peneliti di Pusat Riset Tanaman Pangan, BRIN.
My brother recommended I might like this website. He was entirely right.
This post truly made my day. You can not imagine just how much time I had spent
for this info! Thanks!
casino en ligne
What i don’t understood is in truth how you’re no longer really
a lot more neatly-appreciated than you might be now.
You’re so intelligent. You know therefore significantly in terms of this subject, produced me personally believe it from numerous varied angles.
Its like men and women don’t seem to be involved except it’s one thing to accomplish with Girl gaga!
Your individual stuffs excellent. All the time handle it
up!
casino en ligne
What’s up everyone, it’s my first visit at this
website, and article is truly fruitful in support of me, keep up posting these
articles.
casino en ligne
I think this is among the most significant information for me.
And i’m glad reading your article. But wanna remark
on few general things, The site style is perfect, the articles is really great :
D. Good job, cheers
casino en ligne
Saved as a favorite, I love your blog!
casino en ligne
What’s Happening i’m new to this, I stumbled upon this I have found It positively
helpful and it has helped me out loads. I hope to give a contribution & help different customers like its aided me.
Great job.
casino en ligne francais
Hiya very nice web site!! Guy .. Beautiful .. Wonderful
.. I’ll bookmark your blog and take the feeds also?
I am glad to search out so many useful info right here in the submit, we want develop more strategies in this regard, thank you for sharing.
. . . . .
casino en ligne fiable
I couldn’t resist commenting. Exceptionally well written!
casino en ligne
Excellent post. I certainly love this site. Stick with it!
casino en ligne
Wonderful blog! I found it while searching on Yahoo News.
Do you have any suggestions on how to get listed in Yahoo News?
I’ve been trying for a while but I never seem to get there!
Appreciate it
casino en ligne