
Jurnaltipikor.com – Pelayanan antrian prioritas di Puskesmas Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah diduga dimanfaatkan alasan untuk memperlambat pasien peserta BPJS. Pasalnya, ada salah satu pasien peserta BPJS Kesehatan di lewati antriannya.
Pasien peserta BPJS itu beranama Karnoto (62 Tahun) warga Desa Pamutih Kecamatan Ulujami mengaku sakit perut dan hendak periksa di Puskesmas Mojo pada Senin, 9 Oktober 2023.
Setibanya di Puskesmas Mojo, pasien peserta BPJS itu mendapat nomor antrian 15. Saat gilirannya (setelah urutan 14) bukannya di panggil tapi malah lompat ke nomor berikutnya yakni 16 dan 17 hingga 20.
Sempat mempertanyakan namun karena tak kunjung dipanggil akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Puskesmas.
Kepala Puskesmas Mojo dr Agus Sukamto, saat di konfirmasi membenarkan adanya kejadian lompatan nomor antrian itu. Pihaknya mengaku beralasan mengutamakan pelayanan prioritas.
“Itu sebenarnya miss komunikasi saja, sebenarnya ngga dilewati, saya melayani yang prioritas begitu saja. Prioritas kan ngga pakai nomor,” kata Agus saat di konfirmasi di ruang tunggu pasien Puskemas Mojo, pada Jumat (13/10/2023) sekira pukul 10.45 WIB.
Baca juga Tinjau Kawasan Pantai Cibutun, Sekda “Kita Tingkatkan Kolaborasi Penanggulangan Sampah”
Setelah prioritas pelayanan, lanjut Agus mengatakan, untuk pasien yang bersangkutan sudah di panggil namun tak kunjung datang hingga siang.
“Bapak itu di bawahnya sebenere, terus akhire dipanggil tapi ternyata bapake sudah tidak ada di ruang tunggu sampai selesai pelayanan,” tambahnya.
Agus menampik tidak ada pilih kasih dalam pelayanan peserta BPJS dan Non BPJS. Dirinya juga sudah meminta maaf atas kejadian yang telah terjadi kepada pihak keluarga pasien.
“Saya sudah minta maaf ke Mas Rizqon (pihak keluarga) dan kelihatannya sudah memaafkan, responnya dia sudah iyalah menurut saya,” ungkap Agus.
Sementara, Rizqon Arifiyandi (anak pasien) atau pihak keluarga mengaku kecewa atas kejadian yang dialami oleh orang tuanya.
“Lah orang tua saya kan umurnya 62 tahun, harusnya masuk layanan prioritas dong,” ucap Rizqon kepada wartawan.
Baca juga Santer Gibran Rakabuming Raka Calon terkuat Cawapres Prabowo, ini Tanggapan Jokowi
“Ada salah satu perangkat desa di Kecamatan Ulujami juga menyatakan gitu (pelayanan kurang baik) masyarakat lebih memilih ke Rowosari, bayar gak apa-apa yang penting terlayani,” imbuhnya.
Diketahui, salah satu pasien BPJS dan juga kategori pasien prioritas mengaku kecewa terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Diduga, lebih mendahulukan pasien non BPJS.
Kejadian itu dialami warga Desa Pamutih, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang berinisial K pada Senin (9/10/2023).
Kepada wartawan Erapos, pasien berinisial K menceritakan peristiwa mengecewakan tersebut yang di alami dirinya.
Pasien K datang ke Puskesmas Mojo sekitar jam 09.00 WIB, karena sakit perut. Ia mendapatkan nomor urut 15 dan diminta menunggu untuk di panggil.
Namun, pasien K mengaku tak kunjung dipanggil, setelah nomor urut 14 kemudian lompat ke nomor 16, 17, hingga 20.
Karena merasa tak di panggil, pasien kemudian menanyakan kepada petugas loket kenapa nomor urut miliknya tak kunjung dipanggil.
“Setelah protes kemudian di panggil dan diarahkan ke depan ruangan dokter periksa,” Ujar pasien K kepada wartawan Erapos.
Masalah tak kunjung sampai di sana, waktu di depan ruang dokter periksa, pasien K mengaku tak kunjung di panggil.
Justru, kata pasien K, pasien yang baru datang langsung masuk ke ruang pemeriksaan dokter.
Sehingga, pasien K memaksa masuk ke ruang pemeriksa untuk menanyakan kenapa dirinya tak kunjung di panggil.
“Saya masuk ke ruangan dokter, saya sampaikan saya mau di periksa tidak, kenapa tidak dipanggil-panggil malah yang baru datang cepet dipanggil,” kata pasien berinisial K.
“Saya juga sampaikan ke dokter kalo tidak jadi diperiksa saya pulang. Kata dokternya, nanti setelah pasien ini,” tambahnya.
Setelah pasien tersebut selesai di periksa, namun pasien K tak kunjung di panggil untuk diperiksa.(***)