Kota Bekasi, Jurnaltipikor.com l Seorang anak berusia 7 tahun tidak sadarkan diri usai melakukan operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada Jati Asih.
Berdasarkan informasi yang diterima, bahwa operasi tersebut dilakukan pada 19 September 2023.
Dugaan, bahwa sang pasien mengalami malpraktek setelah dilakukan operasi amandel di rumah sakit tersebut.
Orang tua pasien, Albert Francis, menerangkan, sebelum dibawa ke Rumah Sakit, kedua orang tua membawa anaknya ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan awal, tetapi ternyata di berikan rujukan.
Baca juga Telan Anggaran Puluhan Milyar Rupiah, Masih Pengerjaan Talud Solo-Peneki Sudah Mengalami Keretakan
Setelah mendapatkan rujukan, kemudian sang anak di bawa ke Rumah Sakt yang sesuai agar mendapat tindakan operasi amandel tersebut.
“Tanggal 7 September saya ketemu dokter THT nya, langsung di cek memang ada amandel disana. Anak saya ada Keluhan juga di telinga dan sering batuk pilek itu tidak sembuh-sembuh ternyata amandelnya,” ungkap Albert, Kamis 28 September 2023.
Sang buah hatinya kemudian kembali lagi pada tanggal 14 September untuk mendapatkan perawatan. Kemudian pada tanggal 19 September dilakukan operasi amandelnya.
“Usai melakukan operasi amandel, anak saya tidak sadarkan diri selama dua hari. Namun tidak diberitahukan kepada kami selaku orangtuanya,” jelas dia.
Baca juga POLDA JABAR BERHASIL UNGKAP KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN DI SUBANG
Albert mengakui, sempat menanyakan kepada pihak dokter penanggung jawab dan tidak diterangkan secara detail. Selain itu juga, rekam medik tidak diberikan kepada pihak rumah sakit.
“Anak saya dua hari tidak sadarkan diri setelah operasi, kita baru dikasih tahu setelahnya,” ungkap dia.
Sampai saat ini, kata dirinya, sang anak masih terbaring di Rumah Sakit Kartika Husada. Sang buah hatinya kini di rawat di ruang ICU pada Jumat 22 September 2023.
Sang anak juga harus menggunakan alat bantu pernapasan dan juga tidak sadarkan diri di Rumah Sakit Kartika Husada.
“Dari keterangan yang kami dapatkan, bahwa anak saya mengalami batang otak mati,” tutur dia.
Pihaknya kecewa dengan manajemen rumah sakit, karena tidak memberikan keterangan yang jelas kepada orang tuanya.
“Kita minta rujukannya pun tidak diberikan. Kita minta rujukan ingin cari Second Opinion. Di RS lain bener ga sih anak saya begini. Karena anak saya operasi ringan amandel. Anak saya yang pertama berhasil kenapa anak kedua melakukan operasi duluan malah di diagnosa mati batang otak,” tegas dia.
Dia mengakui, bahwa Ada empat kali melakukan pertemuan dengan RS dan dirinya minta rekam medik pihak RS berdalih harus rapat management terdahulu.
Setiap pertemuan juga dirinya tidak di pertemuan dengan Dokter penanggungjawab. Tapi hanya di ketemukan oleh pihak humas dan karyawanan.
Sehingga dirinya tidak mendapatkan informasi yang utuh. Maka dari itu, dirinya mempertanyakan tindakan dari RS Kartika Husada. Kenapa anaknya datang sehat hasil diagnosa hanya amandel.
Kenapa setelah mendapat tindakan operasi amandel anaknya di diagnosa mati batang otak. Hingga saat ini dirinya tidak mendapatkan penjelasan dari RS Kartika Husada.
“Apalagi saat melakukan operasi kita di minta datang pagi Jam 5 dan jam 12 di lakukan tindakan. Harusnya kalau mau operasi sehari sebelumnya datang dan hari berikutnya dilakukan operasi. Kalau ini tidak, Karena siang operasi. Ternyata saat operasi istri saya mandi anak saya langsung di ambil tanpa kasih tau lagi istri saya. Kita meminta pertanggungjawaban dari RS Kartika Husada. Karena anak saya sehat kenapa setelah operasi amandel malah di diagnosa Mati batang otak,” tutup dia.
JT-Kota Bekasi