Buruan Sae dan Sampah Harus Menjadi Simbiosis Mutualisme
Bandung, JURNAL TIPIKOR – Buruan Sae sebagai program unggulan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung di bidang ketahanan pangan harus terintegrasi dengan pengolahan sampah. Sehingga Buruan Sae dan sampah menjadi simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna saat menyambangi Kantor Kecamatan Cidadap, Selasa 16 Januari 2024.
“Jadi sampah itu berkesinambungan dengan program Buruan Sae. Hasil dari pengelolaan sampah organik yang dikumpul bisa jadi pupuk untuk tanah menjadi subur,” kata Ema.
Ia optimis, pengelolaan sampah di Kota Bandung berjalan optimal jika masyarakat yakin dan bisa mengubah pola pikir.
“Intinya kita yakin mampu mengubah mindset lebih baik. Bagaimana cara pola pikir untuk lingkungan yang bersih hingga bebas dari sampah,” ujarnya.
Ema pun meyakini Buruan Sae menjadikan ketahanan pangan di wilayah.
“Ini terus pertahankan, daya dukung ketahanan pangan yang ada. Bahkan hingga menambah kebutuhan hasil kompos bisa distribusikan, itu luar biasa,” ungkapnya.
Saat ini, Ema sedang berstrategi untuk mengumpulkan pupuk kompos yang mampu menjadi nilai ekonomi. Khsusunya bagi masyarakat yang telah memilah dan memilih sampah.
“Nanti bisa dijual atau didistribusikan kepada yang membutuhkan. Bahkan bisa dimanfaatkan oleh Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian untuk meningkatkan kesuburan tanaman,” ungkapnya.
Menurutnya, Kota Bandung harus mampu mengelola sampah organik dan anorganik mulai dari sumbernya. Karena TPA Sarimukti sebagai tempat akhir pembuangan sampah hanya menerima sampah residu.
“Kita targetkan 500-600 ton sampah bisa selesaikan per hari,” tuturnya. (yan)**
(Diskominfo Kota Bandung)
One thought on “Buruan Sae dan Sampah Harus Menjadi Simbiosis Mutualisme”