
Makassar, JURNAL TIPIKOR – Menteri Kebudayaan Fadli Zon kembali menegaskan bahwa peristiwa pemerkosaan yang terjadi saat kerusuhan 1998 tidak akan dihapus dalam program penulisan ulang sejarah nasional.
Penegasan ini disampaikan Fadli Zon di sela-sela kehadirannya pada Festival Gau Maraja Leang-Leang di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (5/7/2025)
“Tidak ada penghapusan. Jadi kita terus lanjutkan program penulisan ulang sejarah,” kata Menteri Fadli Zon.
Ia menambahkan bahwa penjelasan komprehensif mengenai isu ini telah disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (2/7) lalu.
Baca juga Jaksa Tuntut Tom Lembong 7 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Impor Gula
Meskipun menuai pro dan kontra, proses penulisan ulang sejarah terus berlanjut dengan melibatkan 130 sejarawan dan guru besar dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Fadli Zon mengakui bahwa dalam 26 tahun terakhir, belum ada penulisan ulang sejarah yang komprehensif, padahal hal tersebut sangat penting untuk menjaga relevansi narasi sejarah.
Selain peristiwa tragedi 98, penulisan purba di Goa Leang-Leang juga akan menjadi bagian integral dari penulisan ulang sejarah.
“Tulisan tangan (manuskrip) Leang-Leang itu sudah mendapat pengakuan dari peneliti internasional,” jelas Fadli Zon.
Baca juga Menteri UMKM Maman Abdurrahman Tegaskan Biaya Perjalanan Istri ke Eropa Sepenuhnya dari Dana Pribadi
Menanggapi hal ini, Bupati Maros HAS Chaidir Syam menyatakan kebanggaannya atas masuknya Leang-Leang dalam penulisan ulang sejarah. Festival Budaya Gau Maraja Leang-Leang sendiri diselenggarakan untuk mengangkat budaya dan sejarah daerah ke panggung internasional.
(Azi)